Terjemah Bahasa Arab
Konsep Terjemah
Terjemah (translation) berasal dari bahasa Arab tarjama yutarjimu, artinya menerangkan atau memindahkan perkataan satu bahasa ke bahasa lain (Anton Elias dkk., 1982: 243 dalam Akmaliyah, 2006: 1).
Secara istilah sederhana, Widyamartaya (2004: 11) mengatakan bahwa menerjemahkan berarti memindahkan pesan (message) atau informasi (information) dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Ia juga menambahkan bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah mengungkapkan makna kemudian mengungkapkan gaya bahasanya.
Menerjemahkan tidak hanya memindahkan makna dari bahasa sumber (source language) ke dalam bahasa sasaran (target language), tapi juga harus memberikan penjelasan pesan dalam bahasa sumber. Artinya, struktur bahasa tidak harus sama dengan bahasa sumber. Yang terpenting adalah tujuan menyampaikan pesan terlaksanakan.
Jenis Terjemah
Klasifikasi terjemah dapat dilihat dari beberapa sudut pandang dan menurut ahli yang berbeda-beda.
Terjemah menurut caranya. Terjemah ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Terjemah cara lama, yaitu terjemah yang mengalihkan struktur bahasa, pilihan kata, irama, peribahasa, dan kata-kata mutiara secara keseluruhan tanpa ada perubahan sedikit pun. Terjemahan ini biasanya ditekankan dalam bentuk berita.
- Terjemah cara baru, yaitu terjemah yang sesuai dengan respon pembaca kemudian dibandingkan dengan respon pembaca asli dengan bahasa yang belum diterjemahkan (Sadtono, 1985: 1 dalam Akmaliyah, 2006: 6)
- Terjemah lisan (live translation), yaitu terjemahan langsung, cepat dan tepat tanpa memperbaiki unsur bahasa dan ungkapan yang salah.
- Terjemah tulisan (Written translation), yaitu terjemah yang mempunyai kesempatan memperbaiki kesalahan unsur bahasa yang digunakan atau padanan kata yang tidak tepat (Suhendra Yusuf, 1994: 13-14 dalam Akmaliyah, 2006: 6-7).
Robert Lado, 1961: 33 yang dikutip Akmaliyah, 2006: 7, membagi terjemah tulisan menjadi dua bagian, yaitu:
- Terjemah faktual, yaitu terjemah yang mengalihkan informasi faktual dalam satu bahasa dengan padanan yang sesuai dalam bahasa lain. Terjemah ini banyak digunakan dalam surat perjanjian, berita pada media cetak dan media elektronik, penerjemahan buku, penerjemahan booklet, aturan pemakaian obat-obatan, dan penerjemahan dengan kepentingan komersial.
- Terjemah kesenisastraan, yaitu terjemah untuk kepentingan kesenian dan kesastraan, seperti menerjemahkan prosa, puisi, drama, cerita bergambar, film, dan lain-lain. Terjemahan ini mengutamakan keindahan bahasa untuk menyentuh rasa pembaca (Suhendra Yusuf, 1994: 14, 16-18 dalam Akmaliyah, 2006: 7, 10).
Langkah-Langkah Menerjemahkan
Setidak-tidaknya ada tujuh langkah yang harus ditempuh dalam menerjemahkan, yaitu:
- Penjajagan (tuning), yaitu pengenalan bahan yang akan diterjemahkan. Penjajagan ini dilakukan untuk mengetahui sumber yang akan diterjemahkan.
- Penguraian (analysis), yaitu menguraikan struktur kalimat bahasa sumber ke dalam satuan kata atau frase. Kemudian menentukan hubungan sintaksis antar unsur kalimat itu.
- Pemahaman (understanding), yaitu memahami isi bahan yang akan diterjemahkan. Setidak-tidaknya seorang penerjemah harus memiliki pengetahuan yang memadai.
- Peristilahan (terminology), yaitu mengungkapkan isi terjemahan ke dalam bahasa padanan dengan ungkapan yang sepadan dengan bahasa sumber.
- Perakitan (restructuring), yaitu menyusun hasil peristilahan di atas dengan struktur yang tersedia dalam bahasa sasaran.
- Pengecekan (checking), yaitu memeriksa kesalahan tulisan hasil terjemahan berupa tanda baca, susunan kalimat, dan sebagainya.
- Diskusi (discussion), yaitu mendiskusikan hasil terjemahan dengan beberapa orang yang memiliki pengetahuan luas terhadap isi terjemahan (A. Widyamartaya, 2004: 15-18).
Model Penerjemahan
Berikut ini merupakan model atau pola penerjemahan:
Model Hermeneutik
Hermeneutik adalah ilmu penafsiran lambang. Pesan bahasa sumber yang akan diterangkan harus ditempuh dengan empat tahap, yaitu; percaya bahwa amanatnya layak untuk disampaikan, mendalami maknanya, menyajikan dalam bahasa yang berkepentingan, dan menyelaraskan pernyataan amanat dengan penerima atau situasi penyampaian.Model Situasional
Dalam metode ini pesan harus disampaikan sesuai dengan situasi dan penerima pesan. Seperti kalimat إنّا لله وإنّا إليه راجعون diungkapkan ketika sesorang mendapatkan musibah.Model Stilistika
Style/gaya bahasa sangat mempengaruhi diterima atau tidaknya pesan. Gaya bahasa ini dapat disesuaikan dengan bahasa sumber atau bahasa sasaran. Setidak-tidaknya gaya bahasa yang bagus akan mendekati teks yang asli dan akan sangat mempengaruhi respon dari penerima.Model Kata Demi Kata
Dalam model penerjemahan ini, setiap kata dicari ekuivalen satu lawan satu. Penulis berpendapat bahwa model ini hampir sama dengan penerjemahan secara leksikal, yaitu mencari padanan kata dari bahasa sumber kepada kata bahasa sasaran dalam kamus.Model Sintaktik
Satuan-satuan kalimat, jenis-jenis kalimat diidentifikasi satu sama lain beserta jabatan dalam struktur kalimat. Model penerjemahan ini disebut juga dengan deskripsi struktural.Model Transformasional
Kesulitan memahami kalimat-kalimat panjang dapat diselesaikan denagn model penerjemahan ini. Kalimat yang panjang itu dipenggal atau dipecah menjadi bebarapa kalimat kecil (kalimat tunggal) yang hanya memiliki satu subjek, satu predikat, dan satu objek.Model Interlingua
Model penerjemahan ini mengambil bahasa lain selain bahasa sumber dan bahasa sasaran untuk membantu penerjemah memahami makna.Model Semantik
Bahasa merupakan sistem komunikasi simbol bunyi yang memiliki arti. Oleh karena itu setiap kata mewakili atau menunjuk pada gagasan setiap orang.Model Teori Informasi
Menurut model ini, informasi berlebih diperlukan dalam telekomunikasi karena informasi yang sederhana tidak cukup untuk menyampaikan pesan, maka perlu ada tambahan keterangan.Model Nomenklatif
Seorang penerjemah harus menemukan istilah yang tepat dalam menerjemahkan suatu bidang ilmu tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat ke dalam kamus istilah atau bertanya kepada ahli. Jika memang benar-benar tak ada padanannya maka ia dapat membuat istilah yang baru.Model Modulasi
Model ini timbul karena adanya kebutuhan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berbeda-beda dalam bahasa dan kultur yang berbeda.Model Generatif
Model generatif mengungkapkan kenyataan bahwa proses menerjemahkan melibatkan banyak keputusan. Dua kata yang berbeda struktur kalimatnya dapat memiliki arti sama jika menggunakan kata yang sama.Model Integral
Model ini timbul karena adanya kebutuhan penerjemahan secara menyeluruh dan menjaga konsistensi dan keindahan bahasa.Model Normatif dan Model Pengecekkan Tiga Tahap
Dua model ini digunakan untuk memeriksa hasil terjemahan dari segi linguitik.Model Interaktif
Model ini dilakukan dengan adanya interaksi antara penerjemah dengan orang yang ahli dalam bidang yang diterjemahkan.
TABEL
LANGKAH-LANGKAH PENERJEMAHAN DAN MODEL-MODEL YANG DIGUNAKAN
Langkah-langkah
penerjemahan
|
Model yang
digunakan
|
Penjajagan
|
Hermeneutik,
situasional, dan stilistik
|
Penguraian
|
Kata demi
kata, sintaktik, dan transformasional
|
Pemahaman
|
Interlingua,
semantik, teori informasi
|
Peristilahan
|
Nomenklatif
|
Perakitan
|
Modulasi,
generatif, dan integral
|
Pengecekkan
|
Normatif dan
tiga tahap, yaitu: terjemah kata, situasi dan makna.
|
Pembicaraan
|
interaktif
|
Post a Comment (0)