Manusia belajar bahasa dari bentuk yang paling kecil, yaitu bunyi. Kemudian menjadi kata hingga kalimat lengkap dan utuh sebagai alat komunikasi kesehariannya.
Saat baru lahir, seorang manusia hanya bisa berbahasa dengan bunyi tangisan, "aaaa...". Setelah menjelang setahun keluar kata "ma" lalu kata "mama" lalu kalimat lengkap saat dua tahun ke atas.
Teori Strukturalisme dalam Bahasa
Strukturalisme (structuralism) lahir di penghujung abad ke-19 dan didirikan oleh linguis Swiss terkenal yaitu Ferdinand de Saussure (1857-1913).
Teori-teori strukturalisme Saussure sendiri berbentuk catatan-catatan materi kuliah yang dihimpun mahasiswanya dalam buku berjudul Cours de Linguistique Generale (Materi Kuliah Linguistik Umum).
Dalam buku ini dibahas dasar-dasar linguistik modern (modern linguistic) yang dimulai dengan sejarah ringkas studi bahasa di Eropa.
Sejarah studi bahasa itu disusun menjadi tiga fase, yaitu:
- Memusatkan perhatian pada tata bahasa tradisional (tradisional grammer) berdasarkan logika.
- Memusatkan perhatian pada studi teks dan cara menafsirkannya (filologi)
- Memusatkan perhatian pada filologi perbandingan (comparative philology).
Baca: Pengertian Filologi
Strukturalisme Eropa
Saussure memisahkan studi sejarah komeratif bahasa dan studi deskriptif struktur bahasa itu sendiri yang kemudian lahirlah pemikiran baru tentang bahasa dan dikenal dengan Metode Deskriptif Struktural.
Dalam metode deskriptif struktural ada sebuah asas, bahwa objek linguistik yang valid adalah mempelajari bahasa dengan objek penelitian bahasa untuk kepentingan bahasa itu sendiri.
Aliran deskriptif struktural kemudian dikenal dengan nama Aliran Genewa (Geneva School) dan kemudian melahirkan beberapa point tentang bahasa, diantaranya:
- Objek ilmu bahasa yang berkaitan dengan perkataan manusia terbagi menjadi 3 istilah: La Parol (perkataan seseorang), La Langage (himpunan perkataan seseorang dan kaidah universal bahasa), dan La Langue (bahasa suatu bangsa tertentu).
- Bahasa adalah sebuah sistem dari himpunan tanda-tanda baca (linguistic sign) yaitu gambar bunyi yang merujuk pada gambaran pikiran. Perujukan ini bersifat simbolis, kesepakatan, dan arbitrer (dipilih secara acak).
- Sistem bahasa terdiri dari unsur dalam dan hubungan luar. Unsur dalam adalah sistem struktur bahasa itu sendiri. Sedangkan unsur luar memcakup faktor-faktor pengaruh seperti psikologi, kebudayaan, peradaban, sosiologi, dan sejarah.
- Bahasa diajarkan pada level, lingkungan, waktu, dan tempat tertentu oleh karena itu metode deskripsi sangat pas untuk penelitian bahasa. Metode ini dinamakan dengan metode sinkronik (synchronic).
Kaidah inilah yang kemudian menjadi dasar aliran strukturalisme de Saussure.
Aliran strukturalisme juga dianut oleh ahli bahasa seperti N. Trubetzkoy (1890-1939 M) dan R. Jakobson (1896-1982 M). Mereka membuat aliran struktural sendiri bernama Aliran Prague (Prague School).
Aliran di Eropa lainnya yang berdekatan dengan dua aliran sebelumnya adalah Copenhagin School yang didirikan oleh Lois Helmslev (1899-1965 M). Tokoh lain aliran ini adalah Otto Jesperson (1869-1940 M).
Strukturalisme Amerika
Di Amerika mucul pula aliran Bloomfielian School yang dipimpin oleh antropolog F. Boas (1858-1948 M). Mereka dianggap pelopor karena berhasil mendeskripsikan perbedaan bahasa Indo-Eropa dan Indo-Amerika. Aliran ini menggunakan metode baru dalam bahasa dimana bahasa dianalisa berdasarkan karakteristik bahasa itu sendiri beserta budayanya.
Aliran ini berdasarkan perumus metodenya yaitu Leonart Bloomfield (1887-1949 M). Ia dikenal sebagai pelopor aliran struktural modern.
Menurutnya, bahasa harus dikaji sebagai studi ilmiah mandiri dengan metode struktural deskriptif, atau lebih tepatnya menggunakan metode deskriptif induktif. Alasannya karena manusia berbicara sehari-hari menggunakan bahasa lisan tanpa melihat bahasa tulisan.
Sebagai strukturalis, Bloomfield menaruh perhatian pada susunan fonetik, bentuk gramatika, dan berbagai macam perubahan bahasa. Perubahan bahasa dan unsurnya dipengaruhi dimana unsur itu diletakkan. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah distribusionalism (Metode Kajian Distribusional).
Tokoh utama aliran strukturalisme Amerika adalah Edward Sapir (1884-1933 M). Ia berorientasi studi lapangan dalam mengkaji bahasa, menyatukan bahasa dan antropologi, serta menjadikan manusia sebagai sumber rujukan dalam menghimpun materi.
Menurutnya, ucapan seseorang bisa diamati dan dianalisa berdasarkan pemikiran bahwa bahasa merupakan bagian pokok dari kebudayaan dalam pengertian luas.
Oleh karen itu Sapir berfokus pada ide pola bahasa (linguistic pattern). Yaitu sifat atau ciri dasar yang dibawa manusia sebagai sistem bahasanya.
Bloomfield dan pengikutnya berpendapat bahwa metode struktural lebih mudah mendeskripsikan bahasa dan mengklasifikasikannya.
Metode distribusional sendiri adalah metode kajian analisis bahasa yang memberikan perhatian penuh pada unsur luar bahasa yaitu fonem, morfem, silabel, dan kata.
Konsep dasar metode aliran ini mengklasifikasikan bahasa pada tiga sistem pokok yaitu fonetik (ashwat), kata-kata (mufrodat), dan sintaksis (qawa'id).
Sintaksis memiliki beberapa tingkatan, yaitu morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Strukturalisme kaitannya dengan bahasa Arab dikaji dalam ilmu nahwu dan sharaf yang akan dibahas dalam tulisan berikutnya.
Sumber:
Prof. Dr. Abdul Aziz bi Ibrahim al Ushaili; An-Nazhariyat al Lughowiyah wa Ta'liim al Lughah al Arabiyah.
Post a Comment (0)