Pengertian Teori Ideasional
Teori ideasional atau yang sering disebut juga ‘image theory’ dan mentalistic theory pertama kali dikemukakan oleh seorang filsafat dari Inggris, yaitu John Locke pada abad ke-17. Ia mengatakan bahwa penggunaan kalimat (bahasa) yang dihasilkan oleh panca indera haruslah bertumpu pada akal pikiran (ide). Akal itulah yang menentukan maksud dari bahasa itu.
Dalam teori ini, bahasa digunakan sebagai media perantara untuk mengungkapkan ide atau memasukkan bentuk dari luar ide ke dalam ide. Sebuah bahasa tidak akan ditemukan maknanya apabila tidak ada pengetahuan yang luas dalam ide. Akal pikiran lebih mendominasi daripada perasaan yang hanya sangat sedikit diakui keberadaannya. Bahkan fungsi perasaan dalam bahasa pun sangatlah sedikit. Menghafal apapun pastinya dengan akal pikiran dan itu sangat memungkinkan untuk memperbanyak dan memperkaya bahasa yang kita gunakan.
Teori ini ditunjukkan dengan adanya hubungan antara pengguna bahasa. Antara penutur dan pendengar harus memiliki pikiran dan pemahaman yang sama. Ada beberapa syarat yang harus ada ketika terjadi interaksi bahasa antara penutur dan pendengar, yaitu sebagai berikut:
Dapat dilihat dengan jelas bahwa teori ini memusatkan pada pikiran atau ide, yakni bentuk yang ada dalam ide penutur dan pendengar bertujuan untuk membatasi makna sebuah kalimat. Penutur harus mengungkapkan bahasa dengan kalimat tertentu dalam pemahaman ide yang diungkapkan atau menggunakan hubungan antara bahasa dan pikiran.
Ini merupakan dasar yang diambil dalam teori ideasional yang merupakan bagian dari teori behavioral. Alasannya karena selama makna yang ada dalam pikiran diungkapkan maka bagaimana hal yang paling mudah bagi penutur untuk mengungkapkan idenya kepada pendengar disertai ide itu ada di pikiran penutur.
Dalam teori ini, bahasa digunakan sebagai media perantara untuk mengungkapkan ide atau memasukkan bentuk dari luar ide ke dalam ide. Sebuah bahasa tidak akan ditemukan maknanya apabila tidak ada pengetahuan yang luas dalam ide. Akal pikiran lebih mendominasi daripada perasaan yang hanya sangat sedikit diakui keberadaannya. Bahkan fungsi perasaan dalam bahasa pun sangatlah sedikit. Menghafal apapun pastinya dengan akal pikiran dan itu sangat memungkinkan untuk memperbanyak dan memperkaya bahasa yang kita gunakan.
Teori ini ditunjukkan dengan adanya hubungan antara pengguna bahasa. Antara penutur dan pendengar harus memiliki pikiran dan pemahaman yang sama. Ada beberapa syarat yang harus ada ketika terjadi interaksi bahasa antara penutur dan pendengar, yaitu sebagai berikut:
- Pendengar memiliki pemahaman yang sama dengan penutur.
- Penutur harus menggunakan bahasa-bahasa umum yang dapat dimengerti oleh pendengar.
- Bahasa yang digunakan harus dapat membawa ide penutur pada akal pikiran pendengar.
Dapat dilihat dengan jelas bahwa teori ini memusatkan pada pikiran atau ide, yakni bentuk yang ada dalam ide penutur dan pendengar bertujuan untuk membatasi makna sebuah kalimat. Penutur harus mengungkapkan bahasa dengan kalimat tertentu dalam pemahaman ide yang diungkapkan atau menggunakan hubungan antara bahasa dan pikiran.
Ini merupakan dasar yang diambil dalam teori ideasional yang merupakan bagian dari teori behavioral. Alasannya karena selama makna yang ada dalam pikiran diungkapkan maka bagaimana hal yang paling mudah bagi penutur untuk mengungkapkan idenya kepada pendengar disertai ide itu ada di pikiran penutur.
Baca lanjut: Teori Behaviorisme dalam Psikolinguistik
Post a Comment (0)