Rahasia Hari Sabtu
Firman Allah swt:
وأسألهم عن القرية التى كانت حاضرة البحر اذ يعدون فى السبت الآية
Dari Muslim bin Abdullah dari Sa’id bin Jabir dari Anas bin Malik ra, ia berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang hari yang tujuh, Rasulullah pun menjawab, hari Sabtu adalah hari rencana jahat (makar) dan menipu (khadi’ah). Para sahabat bertanya, maksudnya bagaimana wahai Rasul? Rasulullah menjawab, pada hari Sabtu kaum Quraisy melakukan makar di daerah Nadwah.” Firman Allah swt:
واذ يمكر بك الذين كفروا
Melaksanakan puasa sunah khusus pada hari Sabtu hukumnya makruh dan dinamakan hari makar karena pada hari tersebut terjadi rencana jahat dan penipuan pada masa yang berbeda.
Makarnya kaum Nabi Nuh as
Firman Allah swt:
Karena makarnya itu, kaum Nabi Nuh as mendapatkan adzab berupa badai dan banjir besar. Firman Allah swt:
Kaum Nabi Nuh as menentang ajaran Nabi Nuh dan mereka berniat untuk membunuh Nabi Nuh as. Kemudian Allah menghancurkan mereka dengan banjir besar. Air panas keluar dari dalam tanah dan air hujan yang dingin disertai badai dan angin topan besar menghancurkan mereka. Begitulah Allah menghancurkan orang-orang kafir, dan Allah menyelamatkan kekasihnya dan orang-orang yang beriman. Firman Allah swt:
Tanda dalam peristiwa ini adalah bahwa Allah telah mengingatkan kepada hambanya yang tidak ingin terjerat perangkap syetan dan ingin diberikan keselamatan oleh Allah, maka matanya harus digunakan untuk melihat i’brah yang baik, telinganya digunakan untuk mendengarkan penjelasan tentang ilmu dan hikmah, mulut dan lidahnya digunakan untuk berdzikir meng-Esa-kan Allah, kakinya digunakan untuk pergi mendirikan shalat berjama’ah, dan anggota tubuh yang lainnya digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan beribadah. Hati manusia harus bertobat kepada Allah. Maka dengan itu, ia akan diselamatkan dari kerangkeng kesengsaraan dan kesedihan kemudian Allah akan memuliakannya dan ditempatkan di tempat yang mulia dan diberikan kesejahteraan.
Dalam ayat ومكروا مكرا كبارا Allah menjelaskan bahwa kaum Nabi Nuh menentang dan mengusir Nabi Nuh dari negeri mereka. Maka Allah menghancurkan mereka dengan banjir besar. Air panas yang keluar dari tanah memancar seperti air mata dan air dingin yang diturunkan Allah dari langit memporak-porandakan negeri mereka.
Pada hari kiamat nanti, Allah akan menyuruh malaikat Israfil meniup terompet tanda kiamat telah datang. Suara terompet itu seolah-olah berkata, “Wahai penghuni kubur, bangkitlah!! Hari kiamat tiba. Langit telah terbelah, bintang-bintang telah jatuh berserakan, matahari telah digulung, gunung-gunung telah dihancurkan!!” seperti dalam firman Allah:
Ketika badai topan menghancurkan negeri kaum Nabi Nuh as, ketika itu pula malaikat Jibril mendatangi Nabi Nuh dan menyampaikan bahwa Allah menyuruh Nuh untuk membuat perahu besar. Firman Allah swt:
Kemudian Nuh berkata, “Bagaimana caranya aku membuat perahu besar itu?” Jibril menjawab, “Buatlah perahu itu dengan seratus dua puluh empat ribu tumpukan kayu yang setiap kayu ditulis nama-nama para Nabi.” Nuh pun berkata, “Sungguh aku tidak tahu nama-nama Nabi Allah.” Lalu Allah menurunkah wahyu kepada Nabi Nuh as nama-nama para Nabi. Allah menyuruh Nabi Nuh menyusun kayu-kayu tersebut dan menyuruh Nabi Nuh mengukir nama Nabi Adam as di susunan kayu yang pertama, Nabi Syist pada kayu yang kedua, Nabi Idris pada kayu yang ketiga, dan namanya sendiri pada kayu yang keempat.
Setelah susunan kayu itu tersusun dan terukir padanya nama-nama Nabi Allah, maka pada kayu terakhir diukirlah nama Nabi Muhammad saw sebagai penutup para Nabi. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh agar membuat perahu dengan kayu seukuran sadr. Kemudian Nabi Nuh melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah. Ketika Nabi Nuh mengumpulkan kayu, orang-orang kafir melihatnya dan mencemooh Nuh. Firman Allah swt:
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa dalam membuat perahu itu, Nabi Nuh hanya menggunakan empat tumpukan kayu. Pada saat itu datanglah malaikat Jibril guna menyampaikan wahyu, Jibril berkata, “Wahai Nuh, Allah menyuruhmu membuat perahu dengan empat susun kayu kemudian di setiap kayu diukir nama para sahabat kekasih Allah, Muhammad saw, karena para sahabat Muhammad bagi Allah sederajat dengan pangkat para Nabi.”
Allah menyelamatkan kaum Nabi Nuh yang mengikuti ajarannya dan beriman kepada Allah dari bencana banjir dan badai setelah Nuh membuat kapal dan mengukir nama Nabi Muhammad saw dan nama-nama para sahabatnya.
Abdullah bin Abbas pernah ditanya, “Wahai Abdullah bin Abbas, beritahu kami yang dapat menyelamatkan kami dari api neraka!”. Abdullah menjawab, “Biasakanlah oleh kalian lima belas hal, lima hal pada lisanmu, lima hal pada tubuhmu, dan lima hal pada hatimu. Lima hal pada lisanmu adalah lima kalimat, yaitu subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adziim. Lima hal pada tubuhmu adalah shalat lima waktu. Dan lima hal pada hatimu adalah mencintai Nabi Muhammad saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Ustman ra, dan Ali ra.
ومكروا مكرا كبارا
Karena makarnya itu, kaum Nabi Nuh as mendapatkan adzab berupa badai dan banjir besar. Firman Allah swt:
ففتحنا أبواب السماء بماء منهمر
Kaum Nabi Nuh as menentang ajaran Nabi Nuh dan mereka berniat untuk membunuh Nabi Nuh as. Kemudian Allah menghancurkan mereka dengan banjir besar. Air panas keluar dari dalam tanah dan air hujan yang dingin disertai badai dan angin topan besar menghancurkan mereka. Begitulah Allah menghancurkan orang-orang kafir, dan Allah menyelamatkan kekasihnya dan orang-orang yang beriman. Firman Allah swt:
فأنجيناه ومن معه فى الفلك الكشحون
Tanda dalam peristiwa ini adalah bahwa Allah telah mengingatkan kepada hambanya yang tidak ingin terjerat perangkap syetan dan ingin diberikan keselamatan oleh Allah, maka matanya harus digunakan untuk melihat i’brah yang baik, telinganya digunakan untuk mendengarkan penjelasan tentang ilmu dan hikmah, mulut dan lidahnya digunakan untuk berdzikir meng-Esa-kan Allah, kakinya digunakan untuk pergi mendirikan shalat berjama’ah, dan anggota tubuh yang lainnya digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan beribadah. Hati manusia harus bertobat kepada Allah. Maka dengan itu, ia akan diselamatkan dari kerangkeng kesengsaraan dan kesedihan kemudian Allah akan memuliakannya dan ditempatkan di tempat yang mulia dan diberikan kesejahteraan.
Dalam ayat ومكروا مكرا كبارا Allah menjelaskan bahwa kaum Nabi Nuh menentang dan mengusir Nabi Nuh dari negeri mereka. Maka Allah menghancurkan mereka dengan banjir besar. Air panas yang keluar dari tanah memancar seperti air mata dan air dingin yang diturunkan Allah dari langit memporak-porandakan negeri mereka.
Pada hari kiamat nanti, Allah akan menyuruh malaikat Israfil meniup terompet tanda kiamat telah datang. Suara terompet itu seolah-olah berkata, “Wahai penghuni kubur, bangkitlah!! Hari kiamat tiba. Langit telah terbelah, bintang-bintang telah jatuh berserakan, matahari telah digulung, gunung-gunung telah dihancurkan!!” seperti dalam firman Allah:
اذا السماء انفطرت واذا الكواكب انتثرت (الإنفظر: 1-2)
Ketika badai topan menghancurkan negeri kaum Nabi Nuh as, ketika itu pula malaikat Jibril mendatangi Nabi Nuh dan menyampaikan bahwa Allah menyuruh Nuh untuk membuat perahu besar. Firman Allah swt:
واصنع الفلك بأعيننا ووحينا
Kemudian Nuh berkata, “Bagaimana caranya aku membuat perahu besar itu?” Jibril menjawab, “Buatlah perahu itu dengan seratus dua puluh empat ribu tumpukan kayu yang setiap kayu ditulis nama-nama para Nabi.” Nuh pun berkata, “Sungguh aku tidak tahu nama-nama Nabi Allah.” Lalu Allah menurunkah wahyu kepada Nabi Nuh as nama-nama para Nabi. Allah menyuruh Nabi Nuh menyusun kayu-kayu tersebut dan menyuruh Nabi Nuh mengukir nama Nabi Adam as di susunan kayu yang pertama, Nabi Syist pada kayu yang kedua, Nabi Idris pada kayu yang ketiga, dan namanya sendiri pada kayu yang keempat.
Setelah susunan kayu itu tersusun dan terukir padanya nama-nama Nabi Allah, maka pada kayu terakhir diukirlah nama Nabi Muhammad saw sebagai penutup para Nabi. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh agar membuat perahu dengan kayu seukuran sadr. Kemudian Nabi Nuh melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah. Ketika Nabi Nuh mengumpulkan kayu, orang-orang kafir melihatnya dan mencemooh Nuh. Firman Allah swt:
ويصنع الفلك
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa dalam membuat perahu itu, Nabi Nuh hanya menggunakan empat tumpukan kayu. Pada saat itu datanglah malaikat Jibril guna menyampaikan wahyu, Jibril berkata, “Wahai Nuh, Allah menyuruhmu membuat perahu dengan empat susun kayu kemudian di setiap kayu diukir nama para sahabat kekasih Allah, Muhammad saw, karena para sahabat Muhammad bagi Allah sederajat dengan pangkat para Nabi.”
Allah menyelamatkan kaum Nabi Nuh yang mengikuti ajarannya dan beriman kepada Allah dari bencana banjir dan badai setelah Nuh membuat kapal dan mengukir nama Nabi Muhammad saw dan nama-nama para sahabatnya.
Abdullah bin Abbas pernah ditanya, “Wahai Abdullah bin Abbas, beritahu kami yang dapat menyelamatkan kami dari api neraka!”. Abdullah menjawab, “Biasakanlah oleh kalian lima belas hal, lima hal pada lisanmu, lima hal pada tubuhmu, dan lima hal pada hatimu. Lima hal pada lisanmu adalah lima kalimat, yaitu subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adziim. Lima hal pada tubuhmu adalah shalat lima waktu. Dan lima hal pada hatimu adalah mencintai Nabi Muhammad saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Ustman ra, dan Ali ra.
Makarnya kaum Nabi Sholeh
Firman Allah swt:
Akibat makarnya tersebut, kaum Nabi Sholeh diberikan adzab berupa kehancuran negeri mereka dan kesengsaraan. Firman Allah swt:
Rencana jahat kaum Nabi Shalih adalah menghancurkan naaqah dan membakarnya. Dengan perbuatan tersebut Allah merubah warna wajah mereka. Hari pertama berwarna merah, hari kedua berwarna kuning, hari ketiga berwarna hitam, dan pada hari keempat setelah shalat ashar hingga hari sabtu Allah menyiksa mereka dengan teriakan keras malaikat Jibril. Dengan suara itu mereka hancur semua. Peristiwa ini akan dijelaskan secara jelas pada bab keempat tentang rahasia hari Rabu. Ketika mereka menghacurkan dan membakar naaqah Nabi Sholeh, malaikat Jibril berteriak dan seketika itu pula gunung-gunung hancur dan mengubur mereka hingga tak ada satupun yang selamat setelah adzab Allah turun kepada mereka yang kafir.
Allah yang Maha Kuasa, memiliki keagungan yang tinggi. Allah bisa mengeluarkan manusia dari dalam batu, begitu pula memasukkan manusia ke dalam batu. Allah mengeluarkan naaqah Nabi Sholeh dari batu dan mengubur orang kafir dengan batu tersebut. Hal ini terjadi pula pada kaum Nabi Luth yang disiksa dengan dikubur pada batu.
Allah menciptakan iblis dari api, tetapi Allah juga menyelamatkan Nabi Ibrahim dari bara api dan menyiksa orang-orang kafir dengan api neraka. Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah, tetapi Allah menyelamatkan ashhabul kahfi di dalam tanah dan menghancurkan kaum ‘Ad dengan tanah. Allah menciptakan khail dari angin, Allah menghacurkan kaum Nabi Hud dengan angin, dan Allah memberikan Nabi Ya’qub penglihatan dengan angin.
Allah menciptakan manusia dari air (tetesan air mani), Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dengan air (melewati lautan) dan Allah menghidupkan ikan di dalam air yang menjadi rizqi bagi kehidupan manusia.
Dengan satu hal Allah mampu membuat apa pun meskipun yang bertentangan, karena Allah Maha Kuasa.
Rencana jahat (makar) saudara-saudara Nabi Yusuf as terhadap Yusuf.
ومكروا مكرا ومكرنا مكرا وهم لايشعرون
Akibat makarnya tersebut, kaum Nabi Sholeh diberikan adzab berupa kehancuran negeri mereka dan kesengsaraan. Firman Allah swt:
أنا دمرناهم أى أهلكناهم وقومهم أجمعين
Rencana jahat kaum Nabi Shalih adalah menghancurkan naaqah dan membakarnya. Dengan perbuatan tersebut Allah merubah warna wajah mereka. Hari pertama berwarna merah, hari kedua berwarna kuning, hari ketiga berwarna hitam, dan pada hari keempat setelah shalat ashar hingga hari sabtu Allah menyiksa mereka dengan teriakan keras malaikat Jibril. Dengan suara itu mereka hancur semua. Peristiwa ini akan dijelaskan secara jelas pada bab keempat tentang rahasia hari Rabu. Ketika mereka menghacurkan dan membakar naaqah Nabi Sholeh, malaikat Jibril berteriak dan seketika itu pula gunung-gunung hancur dan mengubur mereka hingga tak ada satupun yang selamat setelah adzab Allah turun kepada mereka yang kafir.
Allah yang Maha Kuasa, memiliki keagungan yang tinggi. Allah bisa mengeluarkan manusia dari dalam batu, begitu pula memasukkan manusia ke dalam batu. Allah mengeluarkan naaqah Nabi Sholeh dari batu dan mengubur orang kafir dengan batu tersebut. Hal ini terjadi pula pada kaum Nabi Luth yang disiksa dengan dikubur pada batu.
Allah menciptakan iblis dari api, tetapi Allah juga menyelamatkan Nabi Ibrahim dari bara api dan menyiksa orang-orang kafir dengan api neraka. Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah, tetapi Allah menyelamatkan ashhabul kahfi di dalam tanah dan menghancurkan kaum ‘Ad dengan tanah. Allah menciptakan khail dari angin, Allah menghacurkan kaum Nabi Hud dengan angin, dan Allah memberikan Nabi Ya’qub penglihatan dengan angin.
Allah menciptakan manusia dari air (tetesan air mani), Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dengan air (melewati lautan) dan Allah menghidupkan ikan di dalam air yang menjadi rizqi bagi kehidupan manusia.
Dengan satu hal Allah mampu membuat apa pun meskipun yang bertentangan, karena Allah Maha Kuasa.
Rencana jahat (makar) saudara-saudara Nabi Yusuf as terhadap Yusuf.
Firman Allah swt:
Dengan makarnya tersebut mereka mendapatkan kesedihan. Firman Allah swt:
Dalam peristiwa ini, saudara-saudara Yusuf ingin memisahkan Yusuf dengan ayahnya, yaitu Ya’qub. Mereka menganggap bahwa ayah mereka lebih mencintai Yusuf dari pada mereka. Anggapan mereka, Ya’qub pilih kasih terhadap Yusuf dan mengistimewakannya. Mereka berharap Nabi Ya’qub memperhatikan mereka, tetapi Allah membutakan penglihatan Nabi Ya’qub agar tidak dapat mereka. Dan Allah menaruh rasa sayang dalam hati Ya’qub kepada Yusuf dalam segala hal yang dilakukannya dengan menyebut-nyebut nama Yusuf dan tidak perpaling kepada saudar-saudara mereka.
Iblis melakukan rencana jahat kepda Nabi Adam hingga ia diusir dari surga. Iblis pernah berkata bahwa mereka sengaja ingin Nabi Adam keluar dari surga agar Nabi Adam dan keturunannya mengikuti jalanku dan melupakan perintah Tuhan. Allah berfirman, “Wahai iblis, engkau berkata bahwa keturunan Adam mengikuti jalanmu di dunia dan membuat mereka lupa terhadapKu, sesungguhnya Aku menghalangi mereka agar tidak bisa melihatmu dan Aku jadikan cinta dan rindu di hati mereka kepadaKu. Mereka selalu ingat dan mengingatKu dalam setiap hal yang mereka lakukan dan Aku mengangkat hijab dalam hati mereka, maka lihatlah mereka setiap waktu hingga mereka akan mengingatKu dan tidak akan berpaling kepadamu, bahkan mereka akan melaknat kamu.”
فيكيدوا لك كيدا أى يحتالو هلالك حسد العلمهم بتأويلهامن أنهم الكواكب والشمس أمك والقمر أبوك
Dengan makarnya tersebut mereka mendapatkan kesedihan. Firman Allah swt:
هل علمتم ما فعلتم بيوسف
Dalam peristiwa ini, saudara-saudara Yusuf ingin memisahkan Yusuf dengan ayahnya, yaitu Ya’qub. Mereka menganggap bahwa ayah mereka lebih mencintai Yusuf dari pada mereka. Anggapan mereka, Ya’qub pilih kasih terhadap Yusuf dan mengistimewakannya. Mereka berharap Nabi Ya’qub memperhatikan mereka, tetapi Allah membutakan penglihatan Nabi Ya’qub agar tidak dapat mereka. Dan Allah menaruh rasa sayang dalam hati Ya’qub kepada Yusuf dalam segala hal yang dilakukannya dengan menyebut-nyebut nama Yusuf dan tidak perpaling kepada saudar-saudara mereka.
Iblis melakukan rencana jahat kepda Nabi Adam hingga ia diusir dari surga. Iblis pernah berkata bahwa mereka sengaja ingin Nabi Adam keluar dari surga agar Nabi Adam dan keturunannya mengikuti jalanku dan melupakan perintah Tuhan. Allah berfirman, “Wahai iblis, engkau berkata bahwa keturunan Adam mengikuti jalanmu di dunia dan membuat mereka lupa terhadapKu, sesungguhnya Aku menghalangi mereka agar tidak bisa melihatmu dan Aku jadikan cinta dan rindu di hati mereka kepadaKu. Mereka selalu ingat dan mengingatKu dalam setiap hal yang mereka lakukan dan Aku mengangkat hijab dalam hati mereka, maka lihatlah mereka setiap waktu hingga mereka akan mengingatKu dan tidak akan berpaling kepadamu, bahkan mereka akan melaknat kamu.”
Kaum Nabi Musa as melakukan makar kepadanya.
Firman Allah swt:
Akibat dari makar itu, mereka mendapatkan kehinaan dan kesengsaraan. Firman Allah swt:
Kaum Nabi Musa disini adalah Fir’aun yang mempunyai rencana jahat pada Nabi Musa as. Suatu saat, ketika Musa kembali Fir’aun menantang Nabi Musa dengan para ahli sihir yang dimilikinya. Ia mengumpulkan ahli sihir di negerinya. Para ahli sihir kemudian melemparkan 70 ribu tali, yang kemudian disihir menjadi ular. Melihat hal itu, Nabi Musa merasa gentar tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya, “Jangnlah engkau takut wahai Musa. Sesungguhnya engkau lebih tinggi derajatnya daripada mereka.”
Ketika sakaratul maut, malaikat maut datang untuk mencabut nyawa manusia dan syetan datang untuk menggoyahkan keimanan manusia hingga mereka ketakutan. Ketika itu pula para malikat turun melihat manusia dan berkata, “Janganlah kau takut dan bersedih hati, kami akan memperlihatkan surga yang pernah Tuhanmu janjikan kepadamu.”
Allah berkata pada Musa, “Lemparkanlah yang kau genggam di tanganmu! Sungguh mereka melakukan sihir besar. Lemparkanlah tongkatmu itu dan keagungan Tuhanmu akan terlihat.” Lalu dilemparkanlah tongkat Musa, maka seketika berubah menjadi ular besar dan memakan ular-ular kecil sihir para ahli sihir Fir’aun. Kemudian ular yang berasal dari tongkat Musa itu mendekati tempat duduk Fir’aun, maka seketika ia menjerit dan berkata, “Tolong aku wahai Musa!” Nabi Musa memegang ular itu dan kembali seperti semula, yaitu menjadi tongkatnya. Melihat kejadian itu, para ahli sihir Fir’aun bertekut lutut bersujud dan berkata, “Kami beriman kepada Tuhan Penguasa alam, Tuhannya Musa dan Harun.” Allah membuka penghalang di mata mereka saat bersujud, mereka menengadah ke langit dan melihat ‘Arasy dan muncullah rasa cinta pada Allah.
Ketika itu berkatalah Fir’aun, “Kalian telah beriman kepada Tuhan Musa sebelum aku memberikan izin kepada kalian, aku telah mengurus kalian dan mengajarkan kalian sihir. Aku akan memotong tangan dan kaki kalian (tangan kanan dan kaki kiri/tangan kiri dan kaki kanan) dan akan aku salib kalian di judzu’in nakhli.” Mendengar ucapan Fir’aun mereka berkata, “Wahai Fir’aun, engkau bisa memotong tangan dan kaki kami tetapi engkau tidak bisa menghilangkan keimanan kami.”
Para ahli sihir itu awalnya adalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Musa as. Namun setelah mereka melihat mukjizat Musa dan bersujud, Allah membuka penghalang (hijab) langit dan bumi dan Allah memuliakan mereka dengan keimanan dan menjadikan mereka sebagai kekasihNya dan mereka pun ingin mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa as.
Di dalam Al Qur’an, Allah telah menyebutkan tongkat Nabi Musa as dengan tiga nama. Dalam Surat Thaaha (20): 20 disebutkan sebagai berikut:
Dalam Surat Al Qashash (28): 31, disebutkan:
Dalam Surat Al A’raf (7): 107 dan Surat As Syuuraa (26): 32, disebutkan:
Tongkat tersebut merupakan mukjizat Nabi Musa as. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa tongkat Nabi Musa adalah kalimat tauhid dengan tujuh puluh nama. Allah berfirman bahwa kalimat (wahyu) sangat tinggi derajatnya sehingga mampu menghapus dosa selama 70 tahun seperti halnya tongkat Nabi Musa yang menelan 70 ribu ular sihir Fir’aun.
فأجمعوا كيدكم ثم اثتواصفا
Akibat dari makar itu, mereka mendapatkan kehinaan dan kesengsaraan. Firman Allah swt:
وانقلبوا صاغرين
Kaum Nabi Musa disini adalah Fir’aun yang mempunyai rencana jahat pada Nabi Musa as. Suatu saat, ketika Musa kembali Fir’aun menantang Nabi Musa dengan para ahli sihir yang dimilikinya. Ia mengumpulkan ahli sihir di negerinya. Para ahli sihir kemudian melemparkan 70 ribu tali, yang kemudian disihir menjadi ular. Melihat hal itu, Nabi Musa merasa gentar tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya, “Jangnlah engkau takut wahai Musa. Sesungguhnya engkau lebih tinggi derajatnya daripada mereka.”
Ketika sakaratul maut, malaikat maut datang untuk mencabut nyawa manusia dan syetan datang untuk menggoyahkan keimanan manusia hingga mereka ketakutan. Ketika itu pula para malikat turun melihat manusia dan berkata, “Janganlah kau takut dan bersedih hati, kami akan memperlihatkan surga yang pernah Tuhanmu janjikan kepadamu.”
Allah berkata pada Musa, “Lemparkanlah yang kau genggam di tanganmu! Sungguh mereka melakukan sihir besar. Lemparkanlah tongkatmu itu dan keagungan Tuhanmu akan terlihat.” Lalu dilemparkanlah tongkat Musa, maka seketika berubah menjadi ular besar dan memakan ular-ular kecil sihir para ahli sihir Fir’aun. Kemudian ular yang berasal dari tongkat Musa itu mendekati tempat duduk Fir’aun, maka seketika ia menjerit dan berkata, “Tolong aku wahai Musa!” Nabi Musa memegang ular itu dan kembali seperti semula, yaitu menjadi tongkatnya. Melihat kejadian itu, para ahli sihir Fir’aun bertekut lutut bersujud dan berkata, “Kami beriman kepada Tuhan Penguasa alam, Tuhannya Musa dan Harun.” Allah membuka penghalang di mata mereka saat bersujud, mereka menengadah ke langit dan melihat ‘Arasy dan muncullah rasa cinta pada Allah.
Ketika itu berkatalah Fir’aun, “Kalian telah beriman kepada Tuhan Musa sebelum aku memberikan izin kepada kalian, aku telah mengurus kalian dan mengajarkan kalian sihir. Aku akan memotong tangan dan kaki kalian (tangan kanan dan kaki kiri/tangan kiri dan kaki kanan) dan akan aku salib kalian di judzu’in nakhli.” Mendengar ucapan Fir’aun mereka berkata, “Wahai Fir’aun, engkau bisa memotong tangan dan kaki kami tetapi engkau tidak bisa menghilangkan keimanan kami.”
Para ahli sihir itu awalnya adalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Musa as. Namun setelah mereka melihat mukjizat Musa dan bersujud, Allah membuka penghalang (hijab) langit dan bumi dan Allah memuliakan mereka dengan keimanan dan menjadikan mereka sebagai kekasihNya dan mereka pun ingin mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa as.
Di dalam Al Qur’an, Allah telah menyebutkan tongkat Nabi Musa as dengan tiga nama. Dalam Surat Thaaha (20): 20 disebutkan sebagai berikut:
فاذا هى حية تسعى
Dalam Surat Al Qashash (28): 31, disebutkan:
كأنها جآن
Dalam Surat Al A’raf (7): 107 dan Surat As Syuuraa (26): 32, disebutkan:
فاذا هى ثعبان مبين
Tongkat tersebut merupakan mukjizat Nabi Musa as. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa tongkat Nabi Musa adalah kalimat tauhid dengan tujuh puluh nama. Allah berfirman bahwa kalimat (wahyu) sangat tinggi derajatnya sehingga mampu menghapus dosa selama 70 tahun seperti halnya tongkat Nabi Musa yang menelan 70 ribu ular sihir Fir’aun.
Kaum Nabi Isa as melakukan makar terhadap Nabi Isa
Firman Allah swt:
Dengan makar tersebut, kaum Nabi Isa mendapat adzab thard dan ahanah. Firman Allah swt:
Dengan mukjizatnya, Nabi Isa as mampu menyembuhkan orang yang sakit dan menghidupkan orang yang telah mati. Orang-orang kafir Yahudi pada saat itu menganggap bahwa yang dilakukan Nabi Isa adalah sihir belaka. Mendengar ucapan tersebut, Nabi Isa berdo’a kepada Allah Yang Maha Mengetahui. Setelah itu Allah mengutuk kaum Yahudi tersebut menjadi kera dan babi.
Berita dikutuknya kaum kafir Yahudi menjadi kera dan babi itu sampai pula pada penguasa kafir Yahudi waktu itu. Ia takut dan terlebih dahulu ingin membunuh Nabi Isa as. Mereka berkumpul lalu mendatangi Nabi Isa yang sedang berada di sebuah rumah. Setelah berkumpul dan berada di rumah tersebut, salah seorang diantara mereka kemudian masuk untuk membunuh Nabi Isa as. Kemudian seketika malaikat Jibril datang dan mengangkat Nabi Isa as ke atas langit dan Allah menjadikan wajah lelaki yang masuk tadi mirip seperti Nabi Isa as. Akhirnya orang-orang kafir Yahudi menangkap lelaki tersebut karena wajahnya mirip dengan Nabi Isa as dan kemudian membunuhnya. Firman Allah swt:
Diriwayatkan bahwa nama lelaki yang masuk dan hendak membunuh Nabi Isa as namun wajahnya diserupakan oleh Allah dengan wajah Isa adalah usyyuu’. Allah swt pernah berkata, “Aku menciptakan asyyu’u dengan umur 50 tahun untuk menjadikan pengganti Nabi Isa ketika hendak dibunuh, dan Aku menciptakan Fir’aun hingga 400 tahun untuk mengganti Nabi Musa dan ia tenggelam ketika melewati lautan, aku menjaga domba Habil di surga Firdaus hingga 4000 tahun untuk menggantikan Nabi Isma’il ketika akan disembelih oleh ayahnya, dan aku menjaga orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, orang-orang kafir, orang-orang musyrik untuk menggantikan umat Nabi Muhammad saw ketika disiksa di neraka.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Pada hari kiamat nanti setiap laki-laki muslim akan didatangi oleh laki-laki dari agama lain (selain Islam) dan ia berkata, aku adalah penggantimu di neraka nanti.”
Semua yang terjadi karena hukum dan kekuasaan Allah Yang Maha Agung, Allah mengangkat Nabi Isa as ke langit karena kejahatan kaum Yahudi, Allah menjadikan Yusuf sebagai raja negeri Mesir karena kedengkian saudara-saudaranya, dan Allah mengampuni umat Nabi Muhammad saw karena hasutan syetan. Dapat dikatakan bahwa tiga perkara akan mendapatkan haknya, yaitu; orang yang beriman akan tinggal di surga Na’im, orang kafir akan mendapatkan neraka Jahannam, dan orang yang berdosa akan mendapatkan pengampunan dan kasih sayang dari Tuhannya.
ومكروا ومكر الله والله خير الماكرين
Dengan makar tersebut, kaum Nabi Isa mendapat adzab thard dan ahanah. Firman Allah swt:
لعن الذين كفروا من بنى اسرائيل
Dengan mukjizatnya, Nabi Isa as mampu menyembuhkan orang yang sakit dan menghidupkan orang yang telah mati. Orang-orang kafir Yahudi pada saat itu menganggap bahwa yang dilakukan Nabi Isa adalah sihir belaka. Mendengar ucapan tersebut, Nabi Isa berdo’a kepada Allah Yang Maha Mengetahui. Setelah itu Allah mengutuk kaum Yahudi tersebut menjadi kera dan babi.
Berita dikutuknya kaum kafir Yahudi menjadi kera dan babi itu sampai pula pada penguasa kafir Yahudi waktu itu. Ia takut dan terlebih dahulu ingin membunuh Nabi Isa as. Mereka berkumpul lalu mendatangi Nabi Isa yang sedang berada di sebuah rumah. Setelah berkumpul dan berada di rumah tersebut, salah seorang diantara mereka kemudian masuk untuk membunuh Nabi Isa as. Kemudian seketika malaikat Jibril datang dan mengangkat Nabi Isa as ke atas langit dan Allah menjadikan wajah lelaki yang masuk tadi mirip seperti Nabi Isa as. Akhirnya orang-orang kafir Yahudi menangkap lelaki tersebut karena wajahnya mirip dengan Nabi Isa as dan kemudian membunuhnya. Firman Allah swt:
وما قتلوه يقينا بل رفع الله له إليه
Diriwayatkan bahwa nama lelaki yang masuk dan hendak membunuh Nabi Isa as namun wajahnya diserupakan oleh Allah dengan wajah Isa adalah usyyuu’. Allah swt pernah berkata, “Aku menciptakan asyyu’u dengan umur 50 tahun untuk menjadikan pengganti Nabi Isa ketika hendak dibunuh, dan Aku menciptakan Fir’aun hingga 400 tahun untuk mengganti Nabi Musa dan ia tenggelam ketika melewati lautan, aku menjaga domba Habil di surga Firdaus hingga 4000 tahun untuk menggantikan Nabi Isma’il ketika akan disembelih oleh ayahnya, dan aku menjaga orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, orang-orang kafir, orang-orang musyrik untuk menggantikan umat Nabi Muhammad saw ketika disiksa di neraka.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Pada hari kiamat nanti setiap laki-laki muslim akan didatangi oleh laki-laki dari agama lain (selain Islam) dan ia berkata, aku adalah penggantimu di neraka nanti.”
Semua yang terjadi karena hukum dan kekuasaan Allah Yang Maha Agung, Allah mengangkat Nabi Isa as ke langit karena kejahatan kaum Yahudi, Allah menjadikan Yusuf sebagai raja negeri Mesir karena kedengkian saudara-saudaranya, dan Allah mengampuni umat Nabi Muhammad saw karena hasutan syetan. Dapat dikatakan bahwa tiga perkara akan mendapatkan haknya, yaitu; orang yang beriman akan tinggal di surga Na’im, orang kafir akan mendapatkan neraka Jahannam, dan orang yang berdosa akan mendapatkan pengampunan dan kasih sayang dari Tuhannya.
Makarnya kaum Quraisy terhadap Rasulullah saw
Firman Allah swt:
Dengan makarnya tersebut mereka mendapatkan adzab dan siksaan. Firman Allah swt:
Di kota Mekkah terdapat sebuah desa yang bernama desa Nadwah. Apabila kaum musyrik akan melakukan suatu perkara, maka pemimpin mereka berkumpul dan bermusyawarah di desa tersebut. Begitu pula ketika mereka hendak melakukan rencana jahat kepada Nabi Muhammad saw. Dalam kebanyakan riwayat mengatakan bahwa ada lima orang musyrik yang berkumpul saat itu, diantaranya; ‘Utbah, Syaebah, Abu Jahal, Abu Al Buktary, dan ‘Asho bin Wail. Syekh Tsa’labi berpendapat bahwa pada waktu itu yang berkumpul ada dua belas orang. Mereka berkumpul di desa Nadwah dan bersama itu pula datanglah iblis la’natullah ‘laih yang menyerupai seorang tua renta yang membawa tongkat.
Abu Jahal berkata kepada lelaki tua itu, “Ini adalah pertemuan rahasia pemimpin, pulanglah kamu!” iblis berkata, “Aku adalah lelaki tua dari daerah Najd, aku melihata dahru dan aku mencoba untuk mengetahui apa yang direncanakan oleh kalian. Maka biarkanlah aku ikut berunding dengan kalian agar aku tahu masalah yang sebenarnya. Mendengar ucapan lelaki tua itu, mereka memperbolehkan ia mengikuti perundingan di desa Nadwah.
Kemudian ‘Utbah memulai pembicaraan tersebut, ia berkata, “Sesungguhnya kematian itu datangnya pasti, maka biarkanlah saja Muhammad mati dengan kejelakannya.” Lalu iblis berkata, “Hei, bagaimana kamu ini. Apa maksud ucapanmu itu? Bagaimana kita bisa sabar menunggu Muhammad mati? Jika hanya menunggu maka mungkin agama yang disampaikannya akan menyebar luas dari timur hingga ke barat bumi ini. Manusia akan mabuk karenanya dan mereka akan menghancurkan kalian semua!” Mendengar ucapan itu, semua yang hadir berkata, “Dia benar.”
Syaebah berkata, “Aku punya ide, bagaimana jika kita taruh kotoran di sekeliling rumah Muhammad dan kita kunci rumahnya agar ia mati kelaparan?” Iblis berkata, “Cara ini tidak benar, Bani Hasyim pernah melakukan itu tapi yang terjadi malah perpecahan diantara mereka.” Mereka berkata, “Dia benar.” Kemudian ‘Asho bin Wail berkata, “Bagaimana jika Muhammad disimpan di atas unta kemudian diombang-ambing?” Iblis berkata, “Cara itu juga tidak akan berhasil karena Muhammad memiliki fisik yang kuat.” Semua yang mendengarkan perkataan lelaki tua membenenarkan.
Abu Jahal berkata, “Bagaimana kalau aku kumpulkan semua pemuda di setiap kabilah untuk memukuli Muhammad pada malam hari dengan menggunakan anak panah sehingga ia tidak tahu siapa yang membunuhnya. Jika keluarganya mencari pelakunya maka kita kumpulkan uang di setiap kabilah untuk menghentikan penyelidikan dan kita akan selamat.”
Iblis berkata, “Benar itu, ide kamu bagus sekali.” Maka sepakatlah mereka semua untuk membunuh Rasulullah saw kemudian mereka berpisah dan meninggalkan desa nadwah.
Turunlah malaikat Jibril yang kemudian memberikan wahyu kepada Rasulullah agar meninggalkan kota Mekkah ke kota Madinah. Allah tahu yang terbaik bagi kekasihnya dan Allah akan memberikan kemudahan di setiap kesulitan yang datang.
Rasulullah dan para sahabat berkumpul lalu Rasulullah berkata, “Allah telah menyuruh aku agar pergi ke Madinah. Maka siapa diantara kalian yang setuju ikut denganku?” Kemudian Abu Bakar berkata, “Saya, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah berkata sambil memandang para sahabatnya, “Siapa diantara kalian yang tinggal di rumahku dan tidur di kamarku, dan aku janjikan surga baginya?” Ali bin Abi Thalib berkata, “Saya, wahai Rasulullah. Allah menciptakan aku untuk menggantikan engkau, aku adalah saudaramu anak pamanmu juga isteri dari puterimu.”
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Aku mendengar Ali sedang melantunkan bait-bait sya’ir dan Rasulullah pun mendengarnya.”
Sesungguhnya aku adalah saudara Al Musthafa, Muhammad saw tidak ada kecacatan tentang garis keturunanku dengan Rasulullah
Kakekku dan kakek Rasulullah sama, Abdul Muthalib
Semua orang tahu tentang itu, dan segala puji syukur bagi Allah dan tidak ada satu pun sekutuNya yang merahmati hambaNya dan Dialah Maha Kekal.
Mendengar bait syair yang Ali bin Abi Thalib lantunkan, Rasulullah hanya tersenyum lalu berkata, “Engkau benar, wahai Ali.”
Pada malam itu, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Ali menginap dan tidur di tempat Rasulullah. Lalu datanglah orang-orang kafir dan mengelili rumah Rasulullah. Pada saat itu, iblis bersama mereka mengepung rumah Rasulullah. Allah memberikan rasa kantuk dan lupa bagi mereka, maka semua orang kafir itu pun tertidur begitu pula dengan iblis. Hanya waktu itulah iblis tertidur, setelah malam itu iblis tidak pernah tidur lagi selamanya.
Rasulullah dan Abu Bakar keluar rumah dan melihat orang-orang kafir Quraisy tertidur sambil menggenggam senjata seperti pedang dan panah. Lalu Rasulullah mengambil segenggam pasir yang kemudian dilemparkan ke atas kepala orang-orang kafir.
Dalam satu riwayat dikatakan bahwa pada saat keluar rumah dan melewati orang-orang kafir, Rasulullah membaca surat Yaasin sehingga tak ada satu pun yang dapat melihatnya. Ketika Rasulullah pergi meninggalkan rumahnya, syetan bangun dan membangunkan orang-orang kafir dan ia berkata, “Muhammad telah pergi, apa kalian tidak tahu pasir dilemparkan di atas kepala kalian? Bangunlah kalian dan carilah Muhammad di tempat tidurnya!” Maka orang-orang kafir Quraisy pun mencari Rasulullah dan melihat Ali di tempat tidurnya lalu mereka berkata, “Dimana Muhammad?” Ali bin Abi Thalib menjawab, “Sesungguhnya Allah telah menyuruh NabiNya pergi ke suatu tempat di mana pun yang Dia kehendaki, jauh ataupun dekat. Sesungguhnya Dia mengetahui yang tersembunyi, Dia tidak lupa, maka janganlah kalian mencari Rasulullah di bumi karena dia memiliki derajat yang sangat tinggi.”
Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah diberi wahyu oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril dan Mikail, Rasulullah bersabda, “Allah menjadikan umur seseorang seperti Allah memanjangkan umur akhirat. Allah memberi wahyu agar Ali yang menggantikan Rasulullah tidur di rumahnya dan menyuruh Jibirl dan Mikail agar menjaga Ali. Malaikat Jibril menjaga Ali bin Abi Thalib di kepalanya dan malaikat Mikail menjaga di kaki Ali bin Abi Thalib. Kemudian Jibril memanggil dengan seruan, “Bukh Bukh! Wahai Ali, Allah menjagamu dengan dua malaikat.” Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah agar segerap pergi ke Madinah. Firman Allah swt:
Setelah tiga hari tidak menemukan Rasulullah, orang-orang kafir Quraisy melakukan musyawarah dan akhirnya mereka menyepakati untuk mencari Rasulullah. Mereka mengutus Saraqah bin Malik ke kota Madinah. Abu Bakar melihat Saraqah sudah di Madinah dan ia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kami melihat Saraqah bin Malik, dia adalah orang yang pemberani diantara orang-orang Arab.” Rasulullah menjawab, “Janganlah engkau cemas wahai Abu Bakar.”
Setelah Saraqah bertemu Rasulullah, dengan lantang ia berteriak, “Wahai Muhammad, siapa yang bisa mencegah ku untuk membunuhmu hari ini?”
Rasulullah menjawab, “Allah yang akan mencegahmu. Dialah yang Maha Agung, Maha Mulia. Dialah Yang Esa.”
Maka turunlah malaikat Jibril dan menyampaikan wahyu bahwa bumi ini diciptakan agar mengikuti Rasulullah dan menyuruh Nabi agar memerintahkan bumi apa saja yang Rasulullah inginkan. Rasulullah berkata, “Wahai bumi telanlah ia, Saraqah!” maka tanah mengubur tubuh Saraqah hingga pinggangnya, terkubur bersama kuda yang ditungganginya. Ia tidak bisa bergerak lalu berkata, “Wahai Muhammad Al Amin dan Allah yang Maha Agung, jika engkau membebaskan aku, maka aku akan menjadi pengikutmu.” Kemudian Rasulullah berdo’a dan terlepaslah Saraqah dari dalam tanah.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Saraqah berteriak memanggil Rasulluh sebanyak tujuh kali. Ketika ia berteriak tiba-tiba kuda yang ia kendarai tersungkur dan taubatlah ia dalam teriakan ke delapan. Saraqah bertobat sebenar-benarnya taubat lalu ia menyerahkan anak panah di punggungya lalu berkata, “Wahai Muhammad sesungguhnya aku mengikuti ajaranmu, maka ambillah harta yang ada pada diriku ini sesukamu” Rasulullah berkata, “Wahai Saraqah, jika engkau tidak mencintai agama Islam, maka sesungguhnya aku tidak menginginkan hartamu.” Saraqah berkata, “Sungguh telah jelas kepemimpinanmu di bumi ini dan engkau memiliki budak dari Bani Adam, yaitu diriku. Jika datang hari kiamat nanti maka muliakanlah aku.” Lalu Rasulullah mengambil khazf dan memberikannya kepada Saraqah lalu berkata, “Janjiku padamu.” Ia berkata, “Wahai Muhammad, bertahukanlah apa yang kau inginkan dariku?” Rasulullah berkata, “Aku ingin kau kembali pada pembesar Quraisy.”
Maka kembalilah Saraqah ke Mekkah kemudian menghadap Abu Jahal dan berkata, “Wahai Abu Jahal, Sungguh Muhammad tidak pergi ke kota ini.” Abu Jahal berkata, “ Aku kira engkau membawa berita, ceritakanlah kepada kami.” Maka Saraqah melantunkan beberapa bait sya’ir:
Dengan makarnya itu, mereka mendapatkan laknat dari Allah swt. Firman Allah swt:
Allah telah memuliakan Nabi Musa as pada hari Sabtu dan memerintahkan agar kaumnya tidak keasyikan melakukan keduniawian pada hari Sabtu seperti jual beli, sewa menyewa, simpan pinjam, wasiat, dan lain sebagainya.
Ada sebuah negara yang disebut ailah dimana Penduduk negeri ini mayoritas adalah nelayan. Allah mengutus Nabi Daud kepada mereka dan menyuruh Nabi Daud agar melarang kaum negeri tersebut agar tidak mencari ikan pada hari Sabtu dan memperbolehkan mencari ikan di hari-hari yang lain. Namun, meskipun Nabi Daud as telah diutus oleh Allah, mereka tetap tidak menerima ajaran yang disampaikan Nabi Daud. Maka Allah menyiksa dan memberikan musibah bagi mereka dimana Allah mengadakan ikan di lautan pada hari Sabtu dan meniadakan ikan pada hari-hari yang lain. Allah memberikan mereka kelaparan sehingga mereka terpaksa mencari ikan pada hari Sabtu. Muara sungai ke laut pun penuh dengan ikan pada hari Sabtu sehinga di siang hari pada hari Sabtu muara sungai dipenuhi kapal nelayan.
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa lautan dipenuhi ikan pada hari Jum’at, tepatnya setelah waktu shalat Ashar kemudian menghilang lagi pada hari minggu. Maka kaum Nabi Daud pun mengambil ikan pada hari tersebut. Sebagian dikonsumsi dan sebagian lain diperjualbelikan.
Padahal mereka telah diberi peringatan agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang. Jika tidak mendengarkan peringatan mereka, maka tidak mustahil bagi Allah untuk mengadzab mereka. Kemudian Allah memberikan mereka kelaparan karena tidak ada satu pun yang mengikuti perintah Allah. Dan tak ada satupun manusia yang terlihat di negeri tersebut, padahal di dalam rumah mereka lelaki dan perempuan telah berubah menjadi kera. Firman Allah swt:
Kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut di atas. Orang-orang kafir Yahudi yang mengambil ikan di hari Sabtu di rubah wajahnya seperti kera, apalagi jika kita memakan harta riba dan korupsi yang jelas-jelas diharamkan Allah dalam Al Qur’an. Sama halnya dengan mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa orang Yahudi yang dirubah menjadi kera itu berjumlah tujuh orang, mereka mencari ikan pada hari Sabtu dan itu melanggar perintah dan larangan Allah swt.
Rasulullah saw pernah menceritakan kisah ini dalam tujuh ayat Al Qur’an, diantaranya:
Allah swt merubah wajah mereka seperti kera, tidak seperti manusia lainnya karena mereka tidak mengikuti perintah Allah yang telah melarang mengambil ikan pada hari Sabtu….
Banyak perbedaan pendapat dalam makna atau rahasia hari Sabtu. Sebagian ulama berpendapat bahwa hari Sabtu merupakan hari besar bagi kaum Yahudi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa hari Sabtu adalah hari untuk beristirahat bagi orang Yahudi dari kegiatan keduaniawian, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah swt sebagai berikut:
Jika orang Yahudi ditanya kenapa mereka tidak melakukan aktivitas keduaniawian pada hari Sabtu, maka mereka akan menjawab karena pada hari tersebut Allah tidak menciptakan sesuatu apapun.
Dalam suatu riwayat pernah diceritakan bahwa orang Yahudi mendatangi Rasulullah saw, lalu mereka berkata, “Wahai Muhammad, ceritakanlah kepada kami apa saja yang diciptakan Allah pada hari yang tujuh?” Rasulullah menjawab, “Allah menciptakan bumi dan langit pada hari Minggu, kemudian Allah menciptakan gunung pada hari Senin, kemudian Allah menciptakan hewan pada hari Selasa, kemudian Allah menciptakan cahaya pada hari Rabu, kemudian Allah menciptakan surga pada hari Kamis, dan Allah menciptakan Nabi Adam as dan Siti Hawa pada hari Jum’at.”
Kemudian orang Yahudi berkata, “Itu belum selesai wahai Muhammad.” Rasulullah berkata, “Maksudnya apa?” Mereka berkata, “Allah tidak menyelesaikan bumi dan langit pada hari Sabtu karena Dia beristirahat dengan tumpang kaki pada hari tersebut, dan kami pun beristirahat pada hari Sabtu.”
Mendengar perkataan orang Yahudi tersebut, Rasulullah saw sempat marah lalu turunlah wahyu dari Allah swt:
Allah telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya dalam enam hari sebagai teladan bagi manusia. Sesungguhnya Allah bisa menciptakan sesuatu sekejap mata dengan berkata, kun! Maka jadilah yang Allah ciptakan tersebut. Orang-orang Yahudi menganggap bahwa pada hari Sabtu merupakan hari istirahat bagi mereka dan hari-hari lain untuk bersenang-senang.
Hari Sabtu adalah hari besar kaum Yahudi dan Allah telah memberikan larangan kepada mereka agar tidak melakukan aktivitas keduniawian pada hari tersebut. Bagi umat Islam, hari Jum’at merupakan hari besar dan Allah pun menyuruh kita untuk melaksanakan shalat Jum’at dan meninggalkan kegiatan muamalah, contohnya jual beli. Jika kita tidak melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka kita pun sama halnya seperti orang Yahudi yang dirubah rupa wajah mereka dengan wajah kera.
Ketika Adam as dan Siti Hawa memakan buah khuldi di surga, maka dari sanalah mereka telah melanggar larangan Allah sehingga dikeluarkan dari surga. Berbeda halnya dengan hewan serangga yang kecil, yaitu lebah, mereka memakan daun pohon di surga tersebut dan menghasilkan madu dari perut mereka. Adam as memakan buah khuldi karena tidak diperintahkan oleh Allah swt. Peristiwa lain yang dapat diambil hikmahnya adalah ketika belatung menggerogoti tubuh Nabi Ayub as. Dengan perintah Allah, daging yang dimakan oleh belatung tersebut kemudian berubah jadi ibrisim.
Ini merupakan hikmah dan peringatan dari Allah swt. Jika manusia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka Allah akan memberikan nikmat yang sangat besar. Dan orang-orang yang beriman berhak mendapatkan kemuliaan jika mereka melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Diceritakan bahwa ada seorang budak bernama ‘Utbah. Dia adalah orang fasik yang terkenal dengan perilakunya yang keji dan kotor. Suatu hari, ia menghadir pengajian yang digelar oleh Syekh Hasan Bashri dan ketika itu, seseorang sedang membaca ayat Al Qur’an yang berbunyi:
Kemudian Hasan Bashri menjelaskan ayat tersebut, maka menangislah orang-orang yang mendengarkan penjelasannya. Seketika itu berdirilah ‘Utbah lalu berkata, “Wahai imamul mukminin apakah Allah akan menerima orang yang berdosa, fasik, dan berbuat keji seperti aku?” Hasan Bashri menjawab, “Ya, Allah akan menerima taubatmu meskipun kefasikan dan dosamu seperti ‘Utbah.”
Mendengar perkataan itu, wajah ‘Utbah langsung pucat menguning dan ia berteriak sehingga tubuhnya tersungkur. Maka dipanggillah ‘Utbah oleh Hasan Bashri kemudian ia melantunkan beberapa bait sya’ir.
Mendengar Hasan Bashri melantunkan sya’ir tersebut, ‘Utbah berteriak dan terusungkur pingsan untuk kedua kalinya. Setelah sadar ‘Utbah berkata, “Wahai Syekh, apakah Allah Yang Maha Mulia akan mengampuni taubat orang berdosa seperti aku?” Hasan Bashri menjawab, “Tiada satu pun yang meneriama taubat seorang hamba kecuali Allah lah Sang Pemaaf.”
Kemudian ‘Utbah menengadahkan wajahnya ke langit seraya berdo’a, “Ya Tuhanku, jika engkau menerima taubatku dan mengampuni dosaku, maka berikanlah aku kemudahan memahami dan menghafal semua yang ku dengar dari ilmu dan Al Qur’an. Ya Tuhanku, berikanlah aku suara yang bagus sehingga jika ada orang yang mendengarku membaca Al Qur’an, maka bergetarlah hati mereka meskipun mereka termasuk orang yang hatinya keras. Ya Tuhanku, berikanlah aku rizqi yang halal dari apaun jalannya.”
Allah mendengar dan mengabulkan do’a ‘Utbah sehingga pemahaman dan hafalan Al Qur’annya semakin bertambah. Jika ada orang yang mendengarnya membaca Al Qur’an, maka orang itu langsung bertaubat dan kembali pada jalan Allah swt. Setiap hari ia hanya berdiam diri di rumahnya namun tidak pernah kekurangan makanan. Dalam hal ini, Allah akan memudahkan hambanya yang bertaubat dan kembali pada jalan Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baik yang telah dilakukan dan memberinya pahala.
واذ يمكر بك الذين كفروا ليثبتوك أو يقتلوك أو يخرجوك ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين
Dengan makarnya tersebut mereka mendapatkan adzab dan siksaan. Firman Allah swt:
ولنذيقنهم من العذاب الأدنى دون أى قبل العذاب الأكبر عذاب القبر وبعده عذاب النار في يوم القيامة
Di kota Mekkah terdapat sebuah desa yang bernama desa Nadwah. Apabila kaum musyrik akan melakukan suatu perkara, maka pemimpin mereka berkumpul dan bermusyawarah di desa tersebut. Begitu pula ketika mereka hendak melakukan rencana jahat kepada Nabi Muhammad saw. Dalam kebanyakan riwayat mengatakan bahwa ada lima orang musyrik yang berkumpul saat itu, diantaranya; ‘Utbah, Syaebah, Abu Jahal, Abu Al Buktary, dan ‘Asho bin Wail. Syekh Tsa’labi berpendapat bahwa pada waktu itu yang berkumpul ada dua belas orang. Mereka berkumpul di desa Nadwah dan bersama itu pula datanglah iblis la’natullah ‘laih yang menyerupai seorang tua renta yang membawa tongkat.
Abu Jahal berkata kepada lelaki tua itu, “Ini adalah pertemuan rahasia pemimpin, pulanglah kamu!” iblis berkata, “Aku adalah lelaki tua dari daerah Najd, aku melihata dahru dan aku mencoba untuk mengetahui apa yang direncanakan oleh kalian. Maka biarkanlah aku ikut berunding dengan kalian agar aku tahu masalah yang sebenarnya. Mendengar ucapan lelaki tua itu, mereka memperbolehkan ia mengikuti perundingan di desa Nadwah.
Kemudian ‘Utbah memulai pembicaraan tersebut, ia berkata, “Sesungguhnya kematian itu datangnya pasti, maka biarkanlah saja Muhammad mati dengan kejelakannya.” Lalu iblis berkata, “Hei, bagaimana kamu ini. Apa maksud ucapanmu itu? Bagaimana kita bisa sabar menunggu Muhammad mati? Jika hanya menunggu maka mungkin agama yang disampaikannya akan menyebar luas dari timur hingga ke barat bumi ini. Manusia akan mabuk karenanya dan mereka akan menghancurkan kalian semua!” Mendengar ucapan itu, semua yang hadir berkata, “Dia benar.”
Syaebah berkata, “Aku punya ide, bagaimana jika kita taruh kotoran di sekeliling rumah Muhammad dan kita kunci rumahnya agar ia mati kelaparan?” Iblis berkata, “Cara ini tidak benar, Bani Hasyim pernah melakukan itu tapi yang terjadi malah perpecahan diantara mereka.” Mereka berkata, “Dia benar.” Kemudian ‘Asho bin Wail berkata, “Bagaimana jika Muhammad disimpan di atas unta kemudian diombang-ambing?” Iblis berkata, “Cara itu juga tidak akan berhasil karena Muhammad memiliki fisik yang kuat.” Semua yang mendengarkan perkataan lelaki tua membenenarkan.
Abu Jahal berkata, “Bagaimana kalau aku kumpulkan semua pemuda di setiap kabilah untuk memukuli Muhammad pada malam hari dengan menggunakan anak panah sehingga ia tidak tahu siapa yang membunuhnya. Jika keluarganya mencari pelakunya maka kita kumpulkan uang di setiap kabilah untuk menghentikan penyelidikan dan kita akan selamat.”
Iblis berkata, “Benar itu, ide kamu bagus sekali.” Maka sepakatlah mereka semua untuk membunuh Rasulullah saw kemudian mereka berpisah dan meninggalkan desa nadwah.
Turunlah malaikat Jibril yang kemudian memberikan wahyu kepada Rasulullah agar meninggalkan kota Mekkah ke kota Madinah. Allah tahu yang terbaik bagi kekasihnya dan Allah akan memberikan kemudahan di setiap kesulitan yang datang.
Rasulullah dan para sahabat berkumpul lalu Rasulullah berkata, “Allah telah menyuruh aku agar pergi ke Madinah. Maka siapa diantara kalian yang setuju ikut denganku?” Kemudian Abu Bakar berkata, “Saya, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah berkata sambil memandang para sahabatnya, “Siapa diantara kalian yang tinggal di rumahku dan tidur di kamarku, dan aku janjikan surga baginya?” Ali bin Abi Thalib berkata, “Saya, wahai Rasulullah. Allah menciptakan aku untuk menggantikan engkau, aku adalah saudaramu anak pamanmu juga isteri dari puterimu.”
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Aku mendengar Ali sedang melantunkan bait-bait sya’ir dan Rasulullah pun mendengarnya.”
Sesungguhnya aku adalah saudara Al Musthafa, Muhammad saw tidak ada kecacatan tentang garis keturunanku dengan Rasulullah
Kakekku dan kakek Rasulullah sama, Abdul Muthalib
Semua orang tahu tentang itu, dan segala puji syukur bagi Allah dan tidak ada satu pun sekutuNya yang merahmati hambaNya dan Dialah Maha Kekal.
Mendengar bait syair yang Ali bin Abi Thalib lantunkan, Rasulullah hanya tersenyum lalu berkata, “Engkau benar, wahai Ali.”
Pada malam itu, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Ali menginap dan tidur di tempat Rasulullah. Lalu datanglah orang-orang kafir dan mengelili rumah Rasulullah. Pada saat itu, iblis bersama mereka mengepung rumah Rasulullah. Allah memberikan rasa kantuk dan lupa bagi mereka, maka semua orang kafir itu pun tertidur begitu pula dengan iblis. Hanya waktu itulah iblis tertidur, setelah malam itu iblis tidak pernah tidur lagi selamanya.
Rasulullah dan Abu Bakar keluar rumah dan melihat orang-orang kafir Quraisy tertidur sambil menggenggam senjata seperti pedang dan panah. Lalu Rasulullah mengambil segenggam pasir yang kemudian dilemparkan ke atas kepala orang-orang kafir.
Dalam satu riwayat dikatakan bahwa pada saat keluar rumah dan melewati orang-orang kafir, Rasulullah membaca surat Yaasin sehingga tak ada satu pun yang dapat melihatnya. Ketika Rasulullah pergi meninggalkan rumahnya, syetan bangun dan membangunkan orang-orang kafir dan ia berkata, “Muhammad telah pergi, apa kalian tidak tahu pasir dilemparkan di atas kepala kalian? Bangunlah kalian dan carilah Muhammad di tempat tidurnya!” Maka orang-orang kafir Quraisy pun mencari Rasulullah dan melihat Ali di tempat tidurnya lalu mereka berkata, “Dimana Muhammad?” Ali bin Abi Thalib menjawab, “Sesungguhnya Allah telah menyuruh NabiNya pergi ke suatu tempat di mana pun yang Dia kehendaki, jauh ataupun dekat. Sesungguhnya Dia mengetahui yang tersembunyi, Dia tidak lupa, maka janganlah kalian mencari Rasulullah di bumi karena dia memiliki derajat yang sangat tinggi.”
Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah diberi wahyu oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril dan Mikail, Rasulullah bersabda, “Allah menjadikan umur seseorang seperti Allah memanjangkan umur akhirat. Allah memberi wahyu agar Ali yang menggantikan Rasulullah tidur di rumahnya dan menyuruh Jibirl dan Mikail agar menjaga Ali. Malaikat Jibril menjaga Ali bin Abi Thalib di kepalanya dan malaikat Mikail menjaga di kaki Ali bin Abi Thalib. Kemudian Jibril memanggil dengan seruan, “Bukh Bukh! Wahai Ali, Allah menjagamu dengan dua malaikat.” Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah agar segerap pergi ke Madinah. Firman Allah swt:
ومن الناس من يشترى نفسه ابتغاء مرضاة الله والله رءوف بالعباد
Saat berada di tempat tidur Rasulullah, Ali melantunkan beberapa bait sya’ir:
Rumah ini adalah rumah makhluk terbaik di muka bumi
Dan orang-orang budak (kafir) yang mengelilingi rumah ini
Rumahnya Rasulullah yang akan mereka celakai
Maka selamatlah ia dengan pertolongan Allah Yang Maha Terpuji
Dan menginaplah Rasulullah di dalam goa
Yang Allah persiapkan untuk menyelamatkannya dari bahaya….
Setelah tiga hari tidak menemukan Rasulullah, orang-orang kafir Quraisy melakukan musyawarah dan akhirnya mereka menyepakati untuk mencari Rasulullah. Mereka mengutus Saraqah bin Malik ke kota Madinah. Abu Bakar melihat Saraqah sudah di Madinah dan ia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kami melihat Saraqah bin Malik, dia adalah orang yang pemberani diantara orang-orang Arab.” Rasulullah menjawab, “Janganlah engkau cemas wahai Abu Bakar.”
Setelah Saraqah bertemu Rasulullah, dengan lantang ia berteriak, “Wahai Muhammad, siapa yang bisa mencegah ku untuk membunuhmu hari ini?”
Rasulullah menjawab, “Allah yang akan mencegahmu. Dialah yang Maha Agung, Maha Mulia. Dialah Yang Esa.”
Maka turunlah malaikat Jibril dan menyampaikan wahyu bahwa bumi ini diciptakan agar mengikuti Rasulullah dan menyuruh Nabi agar memerintahkan bumi apa saja yang Rasulullah inginkan. Rasulullah berkata, “Wahai bumi telanlah ia, Saraqah!” maka tanah mengubur tubuh Saraqah hingga pinggangnya, terkubur bersama kuda yang ditungganginya. Ia tidak bisa bergerak lalu berkata, “Wahai Muhammad Al Amin dan Allah yang Maha Agung, jika engkau membebaskan aku, maka aku akan menjadi pengikutmu.” Kemudian Rasulullah berdo’a dan terlepaslah Saraqah dari dalam tanah.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Saraqah berteriak memanggil Rasulluh sebanyak tujuh kali. Ketika ia berteriak tiba-tiba kuda yang ia kendarai tersungkur dan taubatlah ia dalam teriakan ke delapan. Saraqah bertobat sebenar-benarnya taubat lalu ia menyerahkan anak panah di punggungya lalu berkata, “Wahai Muhammad sesungguhnya aku mengikuti ajaranmu, maka ambillah harta yang ada pada diriku ini sesukamu” Rasulullah berkata, “Wahai Saraqah, jika engkau tidak mencintai agama Islam, maka sesungguhnya aku tidak menginginkan hartamu.” Saraqah berkata, “Sungguh telah jelas kepemimpinanmu di bumi ini dan engkau memiliki budak dari Bani Adam, yaitu diriku. Jika datang hari kiamat nanti maka muliakanlah aku.” Lalu Rasulullah mengambil khazf dan memberikannya kepada Saraqah lalu berkata, “Janjiku padamu.” Ia berkata, “Wahai Muhammad, bertahukanlah apa yang kau inginkan dariku?” Rasulullah berkata, “Aku ingin kau kembali pada pembesar Quraisy.”
Maka kembalilah Saraqah ke Mekkah kemudian menghadap Abu Jahal dan berkata, “Wahai Abu Jahal, Sungguh Muhammad tidak pergi ke kota ini.” Abu Jahal berkata, “ Aku kira engkau membawa berita, ceritakanlah kepada kami.” Maka Saraqah melantunkan beberapa bait sya’ir:
أبا حكم واللت لوكنت شاهدا
أمام جوادى حين ساخت قوائمه
علمت ولم تشكك بأن محمدا رسول ببرهان فلم لانكارمه
اليك فرد الناس عن فاننى
أرى قدره يوما ستبد ومعالمه
Kaum Bani Israil melakukan makar dan menantang Allah swt
Firman Allah swt:
وأسألهم عن القرية وهي أيلة التى كانت حاضرة أى مجاورة البحر بحر القلزم اذ يعدون أى يعتدون فى السبت
Dengan makarnya itu, mereka mendapatkan laknat dari Allah swt. Firman Allah swt:
أو نعلنهم كما لعنا أصحاب السبت
Allah telah memuliakan Nabi Musa as pada hari Sabtu dan memerintahkan agar kaumnya tidak keasyikan melakukan keduniawian pada hari Sabtu seperti jual beli, sewa menyewa, simpan pinjam, wasiat, dan lain sebagainya.
Ada sebuah negara yang disebut ailah dimana Penduduk negeri ini mayoritas adalah nelayan. Allah mengutus Nabi Daud kepada mereka dan menyuruh Nabi Daud agar melarang kaum negeri tersebut agar tidak mencari ikan pada hari Sabtu dan memperbolehkan mencari ikan di hari-hari yang lain. Namun, meskipun Nabi Daud as telah diutus oleh Allah, mereka tetap tidak menerima ajaran yang disampaikan Nabi Daud. Maka Allah menyiksa dan memberikan musibah bagi mereka dimana Allah mengadakan ikan di lautan pada hari Sabtu dan meniadakan ikan pada hari-hari yang lain. Allah memberikan mereka kelaparan sehingga mereka terpaksa mencari ikan pada hari Sabtu. Muara sungai ke laut pun penuh dengan ikan pada hari Sabtu sehinga di siang hari pada hari Sabtu muara sungai dipenuhi kapal nelayan.
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa lautan dipenuhi ikan pada hari Jum’at, tepatnya setelah waktu shalat Ashar kemudian menghilang lagi pada hari minggu. Maka kaum Nabi Daud pun mengambil ikan pada hari tersebut. Sebagian dikonsumsi dan sebagian lain diperjualbelikan.
Padahal mereka telah diberi peringatan agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang. Jika tidak mendengarkan peringatan mereka, maka tidak mustahil bagi Allah untuk mengadzab mereka. Kemudian Allah memberikan mereka kelaparan karena tidak ada satu pun yang mengikuti perintah Allah. Dan tak ada satupun manusia yang terlihat di negeri tersebut, padahal di dalam rumah mereka lelaki dan perempuan telah berubah menjadi kera. Firman Allah swt:
فلما نسوا ما ذكروا به
فلما عتوا عما نهوا عنه قلنا لهم كونوا قردة خاسئين
Kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut di atas. Orang-orang kafir Yahudi yang mengambil ikan di hari Sabtu di rubah wajahnya seperti kera, apalagi jika kita memakan harta riba dan korupsi yang jelas-jelas diharamkan Allah dalam Al Qur’an. Sama halnya dengan mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa orang Yahudi yang dirubah menjadi kera itu berjumlah tujuh orang, mereka mencari ikan pada hari Sabtu dan itu melanggar perintah dan larangan Allah swt.
Rasulullah saw pernah menceritakan kisah ini dalam tujuh ayat Al Qur’an, diantaranya:
انما جعل السبت على الذين اختلفوا فيه
ولقد علمتم الذين اعتدوا منكم في السبت
او نلعنهم كما لعنا أصحاب السبت
وقلنا لهم لاتعدوا فى السبت
واسألهم عن القرية التى كانت حاضرة البحر اذ يعدون فى السبت
اذ تأتيهم حيتانهم يوم سبتهم شرعا
ويوم لايسبتون لانأتيهم سبحان
Banyak perbedaan pendapat dalam makna atau rahasia hari Sabtu. Sebagian ulama berpendapat bahwa hari Sabtu merupakan hari besar bagi kaum Yahudi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa hari Sabtu adalah hari untuk beristirahat bagi orang Yahudi dari kegiatan keduaniawian, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah swt sebagai berikut:
وجعلنا نومكم سباتا
Jika orang Yahudi ditanya kenapa mereka tidak melakukan aktivitas keduaniawian pada hari Sabtu, maka mereka akan menjawab karena pada hari tersebut Allah tidak menciptakan sesuatu apapun.
Dalam suatu riwayat pernah diceritakan bahwa orang Yahudi mendatangi Rasulullah saw, lalu mereka berkata, “Wahai Muhammad, ceritakanlah kepada kami apa saja yang diciptakan Allah pada hari yang tujuh?” Rasulullah menjawab, “Allah menciptakan bumi dan langit pada hari Minggu, kemudian Allah menciptakan gunung pada hari Senin, kemudian Allah menciptakan hewan pada hari Selasa, kemudian Allah menciptakan cahaya pada hari Rabu, kemudian Allah menciptakan surga pada hari Kamis, dan Allah menciptakan Nabi Adam as dan Siti Hawa pada hari Jum’at.”
Kemudian orang Yahudi berkata, “Itu belum selesai wahai Muhammad.” Rasulullah berkata, “Maksudnya apa?” Mereka berkata, “Allah tidak menyelesaikan bumi dan langit pada hari Sabtu karena Dia beristirahat dengan tumpang kaki pada hari tersebut, dan kami pun beristirahat pada hari Sabtu.”
Mendengar perkataan orang Yahudi tersebut, Rasulullah saw sempat marah lalu turunlah wahyu dari Allah swt:
ولقد خلقنا السموات والأرض وما بينهما فى ستة أيام وما مسنا من لغوب وانما يلغب من يعمل بالآلات والجوارح وانى أخلق الاشياء اذا اردت وجودها بقولى له كن فيكون
وما أمرة الا واحدة كلمح بالبصر
Hari Sabtu adalah hari besar kaum Yahudi dan Allah telah memberikan larangan kepada mereka agar tidak melakukan aktivitas keduniawian pada hari tersebut. Bagi umat Islam, hari Jum’at merupakan hari besar dan Allah pun menyuruh kita untuk melaksanakan shalat Jum’at dan meninggalkan kegiatan muamalah, contohnya jual beli. Jika kita tidak melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka kita pun sama halnya seperti orang Yahudi yang dirubah rupa wajah mereka dengan wajah kera.
Ketika Adam as dan Siti Hawa memakan buah khuldi di surga, maka dari sanalah mereka telah melanggar larangan Allah sehingga dikeluarkan dari surga. Berbeda halnya dengan hewan serangga yang kecil, yaitu lebah, mereka memakan daun pohon di surga tersebut dan menghasilkan madu dari perut mereka. Adam as memakan buah khuldi karena tidak diperintahkan oleh Allah swt. Peristiwa lain yang dapat diambil hikmahnya adalah ketika belatung menggerogoti tubuh Nabi Ayub as. Dengan perintah Allah, daging yang dimakan oleh belatung tersebut kemudian berubah jadi ibrisim.
Ini merupakan hikmah dan peringatan dari Allah swt. Jika manusia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka Allah akan memberikan nikmat yang sangat besar. Dan orang-orang yang beriman berhak mendapatkan kemuliaan jika mereka melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Diceritakan bahwa ada seorang budak bernama ‘Utbah. Dia adalah orang fasik yang terkenal dengan perilakunya yang keji dan kotor. Suatu hari, ia menghadir pengajian yang digelar oleh Syekh Hasan Bashri dan ketika itu, seseorang sedang membaca ayat Al Qur’an yang berbunyi:
الم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكرالله
Kemudian Hasan Bashri menjelaskan ayat tersebut, maka menangislah orang-orang yang mendengarkan penjelasannya. Seketika itu berdirilah ‘Utbah lalu berkata, “Wahai imamul mukminin apakah Allah akan menerima orang yang berdosa, fasik, dan berbuat keji seperti aku?” Hasan Bashri menjawab, “Ya, Allah akan menerima taubatmu meskipun kefasikan dan dosamu seperti ‘Utbah.”
Mendengar perkataan itu, wajah ‘Utbah langsung pucat menguning dan ia berteriak sehingga tubuhnya tersungkur. Maka dipanggillah ‘Utbah oleh Hasan Bashri kemudian ia melantunkan beberapa bait sya’ir.
أيا شاب رب العرش عاصى
أتدرى ذى المعاصى سعير للعصاة بها ثبور
فويل يوم يؤخذ بالنواصى
فان تصبر على النيران فاعص
والا كن عاصيان قاصى
وفيما قد كسبت من الخطايا
أهنت النفس فاجهد فى الخلاص
Mendengar Hasan Bashri melantunkan sya’ir tersebut, ‘Utbah berteriak dan terusungkur pingsan untuk kedua kalinya. Setelah sadar ‘Utbah berkata, “Wahai Syekh, apakah Allah Yang Maha Mulia akan mengampuni taubat orang berdosa seperti aku?” Hasan Bashri menjawab, “Tiada satu pun yang meneriama taubat seorang hamba kecuali Allah lah Sang Pemaaf.”
Kemudian ‘Utbah menengadahkan wajahnya ke langit seraya berdo’a, “Ya Tuhanku, jika engkau menerima taubatku dan mengampuni dosaku, maka berikanlah aku kemudahan memahami dan menghafal semua yang ku dengar dari ilmu dan Al Qur’an. Ya Tuhanku, berikanlah aku suara yang bagus sehingga jika ada orang yang mendengarku membaca Al Qur’an, maka bergetarlah hati mereka meskipun mereka termasuk orang yang hatinya keras. Ya Tuhanku, berikanlah aku rizqi yang halal dari apaun jalannya.”
Allah mendengar dan mengabulkan do’a ‘Utbah sehingga pemahaman dan hafalan Al Qur’annya semakin bertambah. Jika ada orang yang mendengarnya membaca Al Qur’an, maka orang itu langsung bertaubat dan kembali pada jalan Allah swt. Setiap hari ia hanya berdiam diri di rumahnya namun tidak pernah kekurangan makanan. Dalam hal ini, Allah akan memudahkan hambanya yang bertaubat dan kembali pada jalan Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baik yang telah dilakukan dan memberinya pahala.
Post a Comment (0)